FAKTOR PEMBATAS
|
Tim Penyusun :
Eltra Cyta Ocktora
Tarbiyah / Ipa Biologi – D / V
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH
NURDJATI CIREBON
2011
FAKTOR
PEMBATAS
ISI
Ekosistem merupakan suatu kesatuan
di dalam alam yang terdiri dari semua organism yang berfungsi bersama-sama di
suatu tempat yang berinteraksi dengan lingkungan fisik yang memungkinkan
terjadinya aliran energi dan membentuk struktur biotik yang jelas dan siklus
materi di antara komponen hidup dan tak hidup (Anonim, 2007). Oleh karena itu,
di dalam suatu ekosistem harus terjadi keseimbangan antara komponen biotik
maupun komponen abiotik sehingga aliran energi yang terjadi dengan baik.
Sebuah
ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah,
air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba
menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam
suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan
perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka
biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami data-data
yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan
yang akan terjadi (Anonim, 2007). Sebuah ekosistem yang sederhana dapat
digambarkan seperti berikut. Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan
semua produsen untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman
hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses
fotosintesis.
Tanaman
juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang
termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang
pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang
biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur
dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi
nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan
digunakan kembalioleh tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan
energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut
rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah
produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya
dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai
menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak
termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang.
Dalam
suatu ekosistem, bila salah satu dari elemennya terganggu, maka elemen lain
juga akan turut terganggu. Apalagi jika elemen yang terganggu itu adalah elemen
major. Elemen yang mempengaruhi banyak elemen lain. Suhu umpamanya. Ekosistem
dan iklim bumi banyak bergantung pada perubahan suhu. Tiupan angin, taburan
hujan, empat musim, ombak dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya
keseimbangan di adalam ekosistem.
Salah
satu faktor yang menjadi pembatas di dalam suatu ekosistem adalah tempratur,
dimana tempratur ini merupakan bagian dari klimat. Tempratur di dalam suatu
ekosistem akan berpengaruh secara langsung terhadap ternak, misalnya :
1. Pengaruh tempratur terhadap
pertumbuhan ternak, dimana pada suatu daerah yang memilki tempratur yang tinggi
dapat mengurangi nafsu makan. Sebaliknya, konsumsi air meningkat akibat
penguapan yang begitu tinggi pada tubuh ternak, sehingga ternak akan kekurangan
zat-zat nutrisi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan. Menurut Reksohadoprodjo,
(1995) bahwa bila stress klimat, menekan nafsu makan, mengurangi sengaman
(konsumsi) makanan dan waktu merenggut hijauan, maka akibatnya terjadi
pengurangan produktivitas ternak yang tercermin dari pertumbuhan ternak dan
hasil air susu yang kurang. Selain itu, lama ternak merumput di padang
pengembalaan yang dipengaruhi secara langsung oleh tempratur. Karena pada
umunya ternak tidak tahan terhadap panas dalam waktu yang lama.
2. Pengaruh tempratur terhadap
reproduksi, tempratur udara tinggi atau perubahan mendadak tempratur udara yang
dapat terjadi terutama di daerah subtropik, dapat berpengaruh langsung terhadap
penampilan kemampuan reproduksi sapi dan basah udara tinggi menunjang pengaruh
tempratur tinggi. Dan kematian embrio atau pun fetus akan terjadi akibat
tempratur yang begitu tinggi.
3. Pengaruh tempratur produksi susu,
kebanyakan bukti dari percobaan mengatakan bahwa produksi air susu, lemak, dan
bahan solids nonfat berkurang dengan naiknya tempratur. Klimat mempunyai
pengaruh nyata terhadapa bahan solids tanpa lemak. Produksi air susu sapi dari
ternak kembar yang diteliti dan ditempatkan di daerah temprate adalah 44 %
lebih tinggi disbanding kembarnya yang ditempatkan di daerah tropik dan
produksi lemaknya 56 % lebi tinggi (Reksohadoprodjo, 1995).
Akibat cekaman panas menyebabkan
terjadinya penurunan konsumsi pakan, produksi susu dan bobot badan. Penurunan
tersebut dikarenakan ternak berusaha menurunkan produksi panas, karena ada
tambahan panas (heat gain) dari luar tubuh, dengan cara mengurangi konsumsi
pakan sehingga berakibat terhadap penurunan bobot badan. Pengaruh kondisi
lingkungan terhadap penambahan bobot badan, produksi susu, konsumsi pakan (hay) Penurunan ini terjadi karena selama
dalam cekaman panas di dalam tubuh sapi justru terjadi katabolisme protein otot
dan peningkatan Glucogenesis (Purwanto, 2007). Sedangkan pengaruh tempratur
secara tidak langsung terhadap ternak yaitu pengaruh tempratur terhadap pakan
(hijauan) terutama pada kualitas dan kuantitas pakan Sehingga akan kekurangan
sumber gizi yang dapat menurunkan produktivitas ternak.
A.
KONSEP FAKTOR PEMBATAS DI DALAM EKOSISTEM
Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai
bila faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan
menguntungkan.
Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbang
dengan faktor lingkungan lain, faktor ini dapat menekan/kadang-kadang
menghentikan pertumbuhan organisme
a.
Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan
menentukan tingkat produktivitas organisme.
b.
Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor
pembatas.
c.
Justus Von Liebig mempelajari pengaruh macam2
faktor terhadap pertumbuhan organisme(tanaman).
d.
Liebig menemukan bahwa prtumbuhan tanaman akan
trbatas karena trbatasnya unsur hara yang diperlukan dalam jumlah kecil dan
ketersediaan di alam hanya sedikit.
Hukum
Minimum Liebig:
a.
Untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan
tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan berkembang biak.
b.
Dalam keadaan mantap bahan penting yang tersedia
dalam jumlah mendekati minimum yang diperlukan akan cenderung merupakan
pembatas.
c.
Hukum Minimum Liebig dapat dipakai : Satu, hanya
dalam keadaan yang tetap, yaitu bila pemasukan dan pengeluaran energi adalah
seimbang. Misalnya CO2 adalah faktor pembatas utama dalam danau dan oleh karena
itu produktivitas seimbang dengan kecepatan penyediaan CO2 yang berasal dari
proses pembusukan bahan organik dengan cahaya, nitrogen, fosfor dan unsur-unsur
utama lainnya.
d.
Kedua adalah faktor interaksi. Contoh : beberapa tumbuhan memperlihatkan
bahwa kebutuhan Zn lebih sedikit bila tumbuh di bawah naungan dari pada dengan
cahaya penuh. Konsentrasi Zn yang rendah dalam tanah akan berkurang sifat
membatasnya bagi tanaman yang berada di bawah naungan dibanding dengan cahaya
penuh pada kondisi yang sama.
Oleh karena itu, Liebig menyatakan di dalam Hukum
Minimum Liebig yaitu: “Pertumbuhan tanaman tergantung pada unsur atau
senyawa yang berada dalam keadaan minimum”. Organisme mempunyai batas maksimum
dan minimum ekologi, yaitu kisaran toleransi dan ini merupakan konsep hukum
toleransi Shelford.
Hukum
Toleransi Shelford
“ besar
populasi dan penyebaran suatu jenis dapat dikendalikan oleh faktor yang
melampaui batas toleransi maks/min atau mendekati batas toleransi,populasi itu
akan berada dalam keadaan tertekan (stress).
a.
apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah
dari batas toleransi min atau lebih tinggi dari batas toleransi maks, maka
makhluk hidup itu akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut.”
b.
Untuk menyatakan derajat toleransi sering dipakai
istilah steno untuk sempit dan euri untuk luas.
c.
Cahaya, temperatur dan air secara ekologis
merupakan faktor lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya,
temperatur dan kadar garam merupakan faktor lingkungan yang penting untuk
lautan.
B. FAKTOR PEMBATAS EKOLOGI
Faktor pembatas :
a.
tergantung
kepadatan : makanan dan ruangan
b.
tidak
tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam
HUKUM TOLERANSI: Kehadiran, kelimpahan dan
penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan
sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam
kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut.
C. KISARAN
TOLERANSI POPULASI IKAN HIU THD. SUHU AIR SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR LINGKUNGAN
ABIOTIS:
**Berbeda dengan makhluk
hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
D.
Konsep gabungan mengenai faktor-faktor
pembatas
Kehadiran
dan keberhasilan suatu organisme atau golongan organisme-organisme tergantung
kepada keadaan kompleks keadaan.
Azas lingkungan Holocoenotik
a.
Keadaan yang manapun yang mendekati atau melampaui
batas-batas toleransi dinamakan sebagai membatasi atau faktor pembatas.
b.
Bilamana suatu faktor pembatas dapat diatasi, maka
akan timbul faktor pembatas lain
c.
Bilamana salah satu faktor lingkungan diubah,
perubahan ini akan mempengaruhi atau merubah komponen-komponen lain . Contoh:
Suhu udara rumah kaca dinaikkan 10 derajat celcius,maka udara dlm rmh kaca
banyak mengandung uap air, sehingga penguapan meningkat,kadar air tanah
berkurang, tanah menjadi kering .
d.
Lingkungan merupakan kumpulan macam-macam faktor
lingkungan yang saling berinteraksi. Jika satu faktor diubah, hampir semua
faktor lainnya ikut berubah
e.
Hubungan antara komunitas makhluk hidup dengan
lingkungannya bersifat holocoenotik
Artinya tidak ada dinding pemisah antara faktor2 lingkungan dan dengan
organisme di dalamnya Eksosisem sebagai satu keseluruhan, sulit untuk
memisahkan satu faktor/organisme di alam tanpa mengganggu komponen ekosistem
lain
Pentingnya
Faktor-Faktor Fisis sebagai Faktor-Faktor Pembatas
1.
Tempratur/suhu
Beberapa
organisme dapat hidup pada temperatur yang rendah sekali. Sedangkan beberapa
microorganisme, terutama bakteri dan algae dapat hidup dan berkembang pada
musim-musim semi yang panas kira-kira 88C Organisme yang hidup di air umumnya mempunyai batas toleransi lebih
sempit trhdp suhu daripada hewan yang hidup di darat, sehingga temperatur
penting dan sering kali merupakan faktor pembatas. Semua proses-proses kimia
dalam metabolisme seperti difusi,pembentukan dinding sel tergantung pada suhu.
Kalau temperatur melampaui minimum, pernafasan dapat berhenti dan menyebabkan
kematian. Pengaruh temperatur di dalam metabolisme, tidak hanya tentang lajunya
tetapi juga mengenai produk yang dihasilkannya. Pengaruh temperatur tampak juga
pada perkecambahan dan susunan jenis vegetasi.
2. Cahaya
cahaya
adalah sumber energi, tetapi juga suatu pembatas pada kedua tingkat maksimum dan
minimum. Oleh karena itu cahaya sebagai faktor pembatas dan pengontrol. Intensitas
cahaya mengontrol seluruh ekosistem melalui pengaruhnya pada produksi primer. Berdasarkan
kebutuhan cahaya dikenal:
a.
tumbuhan perlu cahaya penuh (light demanding)
b. tumbuhan
yang toleran dan setengah toleran.
3. Air
Air untuk
fungsi fisiologis perlu bagi semua protoplasma. Dari sudut ekologis terutama sebagai faktor
pembatas curah hujan sebagian besar ditentukan oleh geografi dan pola gerakan
udara yang besar atau sistem iklim. Penyebaran curah hujan sepanjang tahun
merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk organisme.
E. Faktor
Fisik Sebagai Faktor Pembatas, Lingkungan Mikro dan Indikator Ekologi
Lingkungan mikro merupakan habitat organisme
dengan faktor-faktor fisik lingkungan sekitar yang banyak dipengaruhi oleh
iklim mikro dan perbedaan topografi.
- Perbedaan iklim mikro ini dapat menghasilkan komunitas yang ada menjadi berbeda.
- Suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan ditemukan pada suatu daerah.
- sebaliknya dapat ditentukan keadaan lingkungan fisik dari organisme yang ditemukan pada suatu daerah. Organisme inilah yang disebut indikator ekologi (indikator biologi/bioindikator).
indikator
biologi /Bioindikator:
a.
umumnya organisme steno merupakan indikator yang
lebih baik daripada organisme euri.
b.
Spesies jumlah besar umumnya merupakan indikator
yang lebih baik daripada spesies jmlh kecil, karena spesies dengan anggota
organisme besar mempunyai biomassa yang besar,umumnya lebih stabil.
c.
sebelum yakin terhadap satu spesies atau kelompok
spesies yang akan digunakan sebagai indikator, seharusnya kelimpahannya di alam
telah diketahui terlebih dahulu.
d.
semakin banyak hubungan antar spesies, populasi
atau komunitas seringkali menjadi faktor yang semakin baik apabila dibandingkan
dengan menggunakan satu spesies.
F. Faktor Fisik sebagai Pembatas dalam
Ekosistem
Dengan mengetahui faktor pembatas
(limiting factor) suatu organisme dalam suatu ekosistem maka dapat diantisipasi
kondisi-kondisi di mana organisme tidak dapat bertahan hidup.(Champbell,
Biologi Edisi Kelima).
Umumnya suatu organisme yang
mempunyai kemampuan untuk melewati atau melampaui faktor pembatasnya maka ia
memiliki toleransi yang besar dan kisaran geografi penyebaran yang luas pula.
Sebaliknya jika organisme tersebut tidak mampu melewatinya maka ia memiliki
toleransi yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang sempit
pula. . (RA Hutagalung, Ekologi Dasar)
Tidak sedikit didapati pula bahwa
ada organisme tertentu yang tidak hanya beradaptasi dengan faktor pembatas
lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa memanfaatkan periodisitas alami untuk
mengatur dan memprogram kehidupannya guna mengambil keuntungan dari keadaan
tersebut. (RA Hutagalung, Ekologi Dasar)
Faktor pembatas fisik bagi suatu
organisme kita kenal secara luas di antaranya faktor cahaya matahari, suhu,
ketersediaan sejumlah air, gabungan antara faktor suhu dan kelembaban, dan lain
sebagainya.
G. Faktor Kimiawi dan Nonfisik
Ekosistem
Faktor pembatas nonfisik adalah
unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia yang terdapat dalam lingkungan akan
menjadi faktor pembatas bagi organisme-organisme untuk dapat hidup dan
berinteraksi satu sama lainnya. (RA Hutagalung, Ekologi Dasar)
Kondisi lingkungan perairan
(aquatic) berbeda dengan kondisi lingkungan daratan (terrestrial), terutama
ditinjau dari keberadaan unsur kimiawi seperti; O2, CO2, dan gas-gas terlarut
lainnya yang dapat diperoleh organisme di lingkungannya. (RA Hutagalung,
Ekologi Dasar)
Garam biogenik adalah garam-garam
yang terlarut dalam air, seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium
(Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi keberlanjutan organisme
tertentu.(RA Hutagalung, Ekologi Dasar)
Tanah terdiri atas bahan induk,
bahan organik, dan mineral yang hasil pencampurannya dapat membentuk tekstur
tanah tertentu. Ruang-ruang antara hasil pencampuran bahan-bahan tadi diisi
oleh gas dan air. Kondisi tekstur dan kemampuan tanah inilah yang akan menentukan
ketersediaan unsur hara bagi tumbuhan dan hewan di atasnya.(soeraatmadja, Ilmu
Lingkungan)
Tumbuhan perdu yang mempunyai daun
lebar lebih tahan terhadap keterbatasan sinar matahari, sedangkan tumbuhan
rerumputan sangat membutuhkan sinar matahari. Lebar atau kecil daun berpengaruh
langsung terhadap kemampuan tumbuhan untuk melakukan kegiatan fotosintesis dan
penguapan (transpirasi). Semakin lebar daun semakin tinggi kemampuan
fotosintesis dan semakin besar pula penguapan. (soeraatmadja, Ilmu Lingkungan)
Faktor cahaya, temperatur, dan kadar garam dalam ekosistem perairan akan berinteraksi bersama menjadi faktor pembatas utama terhadap keberadaan organisme. Hal ini dapat dilihat jelas pada perbedaan jenis organisme yang biasa didapati di dekat muara sungai dengan yang terdapat di lepas pantai atau laut dalam.(RA Hutagalung, Ekologi Dasar)
Faktor cahaya, temperatur, dan kadar garam dalam ekosistem perairan akan berinteraksi bersama menjadi faktor pembatas utama terhadap keberadaan organisme. Hal ini dapat dilihat jelas pada perbedaan jenis organisme yang biasa didapati di dekat muara sungai dengan yang terdapat di lepas pantai atau laut dalam.(RA Hutagalung, Ekologi Dasar)
H. Faktor – Faktor Pembatas Yang
Terikat Padat dan Bebas dari Kepadatan
Bila suatu populasi tidak dikenai
faktor pembatas mana pun sehingga dapat merealisir potensi biotik secara penuh,
pertumbuhannya berlangsung dengan pola eksponen, tetapi pertumbuhan eksponen
ini tidak dapat berlangsung lama karena ada peranan faktor pembatas lingkungan.
Kadang – kadang factor lingkungan menyebabkan pertumbuhan eksponen tiba – tiba
berhenti. ( Heddy suwasono, Pengantar Ekologi)
Dalam kasus ini faktor pembatas
kecil sekali efektivitasnya dan peningkatan, dan tiba – tiba menjadi sangat
efektif, yang biasanya menyebabkan penurunan yang cepat pada kepadatan
populasi. Pola pertumbuhan populasi ini adalah cirri beberapa serangga kecil
dengan siklus hidup pendek dimana populasi tumbuh dengan cepat selama periode
cuaca yang sesuai dengan kemudian tiba – tiba menurun bila cuaca berubah. Ingat
bahwa faktor pembatas disini adalah tergantung pada kepadatan populasi;
perubahan cuaca bukan disebabkan oleh meningkatnya populasi dan pengaruh
pembatasnya akan parah pada populasi kecil maupun besar. ( Heddy suwasono,
Pengantar Ekologi)
Biasanya ada fluktuasi, kadang –
kadang fluktuasi ini berasal dari fluktuasi lain dalam lingkungn fisik, yang
dapat meningkatkan dan menurunkan “daya dukung”. Tetapi fluktuasi kepadatan
juga terjadi di labdimana kondisi lingkungan juga dijaga sekonstan mungkin.
Jadi pola pertumbuhan yang sebenarnya bisa mendekati kurva sigmoid hanya dengan
cara kasar. Akan menghasilkan kurva pertumbuhan sigmoid bila faktor pembatas
makin efektif sesuai dengan kenaikan kepadatan populasi, yaitu bila faktor
pembatas paling sedikit tergantung pada kepadatan. Perbedaan antara factor
pembatas yang tergantung pada kepadatan dan yang tidak tergantung pada
kepadatan belum jelas, tetapi walaupun demikian konsep tersebut berguna untuk
menjelaskan jenis – jenis pengaruh lingkungan yang ikut membantu menentukan
kepadatan populasi. Sebenarnya faktor yang tidak tergantung pada kepadatan
adalah yang secara konstan mempengaruhi tanpa mempengaruhi populasi apa apun.
Bila populasi inang meningkat, persentase yang menjadi korban akan tinggi
karena masing – masing individu yang mungkin terpaksa mengalami situasi yang
kurang memadai atau makin lemah sehingga mudah terbang dari sumber daya yang
ada menjadi mudah diketemukan dan di serang. ( Heddy suwasono, Pengantar
Ekologi).
KESIMPULAN
faktor
pembatas terdiri dari faktor pembatas fisik yang kita kenal secara luas di
antaranya faktor cahaya matahari, suhu, ketersediaan sejumlah air, dan lain
sebagainya, Faktor pembatas nonfisik yaitu nonfisik seperti zat kimia Dan
Tipologi Ekosistem dan Indikator Ekologi.
Prinsip – prinsip yang berkaitan
dengan faktor pembatas meliputi Hukum Leibig menyebutkan bahwa "sesuatu
organisme tidak lebih kuat dari pada rangkaian terlemah dari rantai kebutuhan
ekologinya". Hukum Leibig adalah hukum atau ketentuan fenomena alam pada
ekosistem tertentu yang menyatakan bahwa organisme tertentu hanya dapat
bertahan hidup pada kondisi faktor tertentu dalam keadaan minimum. Dan Hukum
Toleransi Shelford menyatakan bahwa organisme tertentu dapat bertahan hidup
tidak hanya ditentukan oleh faktor pembatas minimum saja, tetapi juga
ditentukan oleh faktor pembatas maksimum. Dengan mengetahui batas toleransi
suatu organisme maka hal ini dapat membantu memahami pola dan penyebaran
organisme pada ekosistem tertentu.
Beberapa
prinsip dasar factor pembatas ekologi, diantaranya :
a.
Hukum minimum (Justus Von Liebig, 1840), kehidupan
makhluk hidup ditentukan (sangat dipengaruhi) oleh unsur-unsur yang berada atau
tersedia dalam jumlah yang sedikit atau minimum.
b.
Hukum Toleransi (Shelford), setiap organisme
mempunyai batas-batas toleransi tertentu (maksimum dan minimum) untuk setiap
faktor alam.
c.
Faktor pembatas, adalah faktor-faktor alam yang
berada pada atau melampaui titik minimum atau maksimum daya toleransi suatu
organisme.
d.
Daya dukung lingkungan (carrying capacity),
kemampuan suatu areal tanah atau lahan untuk memberikan jaminan (mendukung)
kehidupan orgaisme.
e.
Faktor alam yang holocoenotic, di alam ini
ternyata tidak hanya antara organisme dan lingkungannya saja terjadi interaksi,
akan tetapi antara sesama faktor-faktor lingkungan itu sendiri juga terjadi
hubungan tersebut.
f.
Habitat dan niche,habitat adalah tempat dimana
organisme hidup. Niche adalah peranan suatu makhluk hidup di habitatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2000. Biologi Edisi
Kelima Jilid Tiga. Erlangga; Jakarta.
Hutagalung, RA., 2010. Ekologo
Dasar. Erlangga; Jakarta.
Soeraatmadja. 1987. Ilmu
Lingkungan. ITB; Bandung.
Suwasono, Heddy. 1986. Pengantar
Ekologi. Universitas Brawijaya; Malang
Uya. 2010. Komponen Ekosistem.
http://www.shvoong.com/exact-sciences/biology/2012066-komponen-ekosistem.html (Diakses
tanggal 2 Desember 2011. 21.05 WIB).
0 komentar:
Posting Komentar