Pages

Ads 468x60px

Headlines News :

Kamis, 29 November 2012

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA BURUNG MERPATI ( Columba domestica )

LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI VERTEBRATA
BURUNG MERPATI ( Columba domestica )

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Laporan Praktikum
Mata Kuliah : Zoologi Vertebrata
Dosen : Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd.


IAIN







Oleh :

NAMA          : Eltra Cyta Ocktora
NIM              : 59461264
KELAS         : Biologi D/4
KELOMPOK: VI
ASISTTEN   : Abdul Majid
                        Nia Daniah



LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURDJATI
CIREBON
2011



BURUNG MERPATI ( Columba domestica )

I.          TUJUAN
Untuk mengetahui Morfologi, Anatomi dan Taksonomi dari Burung Merpati ( Columba domestica ).

II.       LANDASAN TEORI
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.
Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu terbang.
Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya.
Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging maupun telurnya.
Di samping itu, orang juga memelihara burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya adalah burung-burung merpati, perkutut, murai batu dan lain-lain. Burung-burung elang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis burung telah semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut. Selain itu populasi burung juga terus menyusut karena rusaknya habitat burung akibat kegiatan manusia. Oleh sebab itu beberapa banyak jenis burung kini telah dilindungi, baik oleh peraturan internasional maupun oleh peraturan Indonesia. Beberapa suaka alam dan taman nasional juga dibangun untuk melindungi burung-burung tersebut di Indonesia.
Yang menyenangkan, beberapa tahun belakangan ini telah tumbuh kegiatan pengamatan burung (birdwatching) di kalangan pemuda dan pelajar. Kegiatan yang menumbuhkan kekaguman dan kecintaan pada jenis-jenis burung yang terbang bebas di alam ini, sekaligus merintis kecakapan meneliti alam terutama kehidupan burung di kalangan generasi muda tersebut.
III.    ALAT DAN BAHAN
III.1. ALAT
1.                  Bak preparat
2.                  Gunting
3.                  Cutter
4.                  Pinset
5.                  Penggaris
6.                  Alat tulis
7.                  Cairan chloroform
8.                  Jarum pentul

III.2. BAHAN
Burung Merpati ( Columba domestica )

IV.    LANGKAH KERJA
1.        Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2.        Melakukan pembiusan pada hewan yang ajan diamati.
3.        Mengamati bagian morfologi tubuhnya, lakukan pengukuran panjanng bagian-bagian tubuhnya dari bagian anterior sampai posterior, setelah diamati kemudian digambar.
4.        Kemudian melakukan pembedahan terhadap hewan tersebut. Mengamati bagian anatomi dan digambar.
5.        Membuat laporan sementara setelah selesai pengamatan.
6.        Merapihkan dan mempersihkan meja kerja setelah selesai melakukan pengamatan.




V.       HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
V.1. HASIL PENGAMATAN
Pengukuran
Burung Merpati
( Columba domestica )

a.       Panjang badan keseluruhan
b.      Lebar badan keseluruhan
c.       Panjang kepala
d.      Lebar kepala
e.       Panjang badan
f.       Lebar badan
g.      Panjang sayap
h.      Lebar sayap
i.        Diameter mata
j.        Panjang usus
k.      Jenis kelamin
l.        Lidah
32 cm
65 cm
5 cm
2,5 cm
19 cm
7 cm
30 cm
12 cm
0,7 cm
63 cm
Betina
2,5 cm

Burung Merpati ( Columba domestica )













V.2. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang keempat tentang zoology vertebrata dengan kelas Aves. Yang pertama kami mengamati morfologi Burung Merpati ( Columba domestica ) dapat kami amati dimulai dari Paruh terdapat maksila atau paruh bagian atas, mandibula atau paruh bagian bawah, Mata memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap ), Sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier, Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu, Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyak yang keluar, dan kamipun melakukan penyembelihan terhadap hewan tersebut dan yang pertama kami amati adalah struktur bulu berdasarkan letaknya diantaranya Bulu sayap (Remiges), Bulu ekor (Rechices) , Bulu penutup (Tectrices), Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae). Dapat kami jelaskan bulu berdasarkan susunan anatomis dibagi menjadi:
a.       Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
b.       Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
c.        Plumae, Bulu yang sempurna.
d.       Barbae
e.        Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Dan susunan plumae terdiri dari :
a.       Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
b.      Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
c.       Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
d.      Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.










Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Selanjutnya Menurut letaknya, bulu Aves dibedakan menjadi:
a.       Tectrices, bulu yang menutupi badan.
b.       Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
c.        Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
d.       remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
e.        Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
f.        Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
g.        Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
h.       Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Selanjutnya kami mengamati bentuk Kaki (tarsometatarsus) mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk seperti reptile jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.
Dengan klasifikasi Burung Merpati ( Columba domestica ) sebagai berikut :
Kingdom    : Anmalia
Filum          : Chordata
Kelas           : Aves
Ordo           : Columbiformes
Famili          : Columbidae
Genus         : Columba
Spesies        : Columba domestic
Setelah kami mengamati macam-macam bulu kami melakukan pembedahan dan kami melakukan pengamatan anatomi dalam Burung Merpati ( Columba domestica ), dimulai dari Pengamatan tembolok, proventikulus, ventrikulus atau ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, ureter, ovarium, uterus dan kloaka. Dapat kami jelaskan system pernapasan pada Burung Merpati,n burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar, Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap. Kantong udara terdapat pada Pangkal leher (servikal), Ruang dada bagian depan (toraks anterior), Antar tulang selangka (korakoid), Ruang dada bagian belakang (toraks posterior), Rongga perut (saccus abdominalis), dan Ketiak (saccus axillaris). Fungsi kantong udara tersebut dapat Membantu pernafasan terutama saat terbang, Menyimpan cadangan udara (oksigen), Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang, Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
Selanjutnya kami mengamati saluran pencernaan pada Burung Merpati ( Columba domestica ), Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Burung merpati yang kami amati merupakan pemakan jagung.  Dan saluran pencernaan pada burung merpati  terdiri atas Paruh yang merupakan modifikasi dari gigi. Dan yang kedua, Rongga mulut yang terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk. Dan yang ketiga, Faring berupa saluran pendek, esofagus pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat dan yang keempat, Lambung terdiri atas Proventrikulus (lambung kelenjar) banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal) ototnya berdinding tebal. Dan yang kelima, Intestinum yang terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
Dan burung yang kami amati yaitu burung betina yang  terdiri dari Ovarium, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian, bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Dan di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.

VI.    KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum dan pembahasan diatas yang telah kami lakukan dengan spesies yang kami amati spesies Burung Merpati ( Columba domestica ) yaitu,
Secara morfologi dapat kami simpulkan :
a.       Paruh (maksila atau paruh bagian atas, mandibula atau paruh bagian bawah),
b.      Mata memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )
c.       Sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier.
d.      Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu.
e.       Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyakyang keluar.
Selanjutnya kami dapat menyimpulkan struktur bulu ialah :
a.       Bulu sayap (Remiges)
b.      Bulu ekor (Rechices)
c.       Bulu penutup (Tectrices)
d.      Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae)
e.       Kaki (tarsometatarsus) : mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.
Sedangkan anatomi dalam dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatas pada Burung Merpati ( Columba domestica ), dimulai dari Pengamatan tembolok, proventikulus, ventrikulus atau ampela, paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, ureter, ovarium, uterus dan kloaka.
















DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 1998. Biologi Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Iskandar, T. 1998. Aves. Puslitbang Biologi, Bogor.
Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni, Bandung.
Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang.
Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS, Surakarta.
Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nurdjati.






















0 komentar:

Posting Komentar