LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI VERTEBRATA
KATAK ( Rana sp) dan KODOK (Bufo sp)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Laporan Praktikum
Mata Kuliah : Zoologi Vertebrata
Dosen : Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd.
Oleh :
NAMA : Eltra Cyta Ocktora
NIM : 59461264
KELAS : Biologi D/4
KELOMPOK : VI
ASISTTEN : Abdul Majid
Nia Daniah
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURDJATI
CIREBON
2011
KATAK ( Rana sp) DAN KODOK (Bufo sp)
I. TUJUAN
Untuk mengetahui Morfologi, Anatomi dan Taksonomi dari Katak ( Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).
II. LANDASAN TEORI
Katak dan kodok adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi. Katak yang dijadian bahan penelitian kali ini adalah katak sawah (Rana canorivara).
Sistem pencernaan pada katak dan kodok terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan pada katak sawah tersusun atas celah glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-paru.
III. ALAT DAN BAHAN
III.1. ALAT
1. Bak preparat
2. Gunting
3. Cutter
4. Pinset
5. Penggaris
6. Alat tulis
7. Cairan chloroform
8. Jarum pentul
III.2. BAHAN
Katak ( Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2. Melakukan pembiusan pada hewan yang ajan diamati.
3. Mengamati bagian morfologi tubuhnya, lakukan pengukuran panjanng bagian-bagian tubuhnya dari bagian anterior sampai posterior, setelah diamati kemudian digambar.
4. Kemudian melakukan pembedahan terhadap hewan tersebut. Mengamati bagian anatomi dan digambar.
5. Membuat laporan sementara setelah selesai pengamatan.
6. Merapihkan dan mempersihkan meja kerja setelah selesai melakukan pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
V.1. HASIL PENGAMATAN
Pengukuran
|
Kodok (Bufo sp)
|
Katak (Rana sp)
|
Panjang badan keseluruhan
Lebara badan keseluruhan
Panjang kaki depan
Panjang kaki belakang
Jumlah jari depan
Jumlah jari belakang
Diameter mata
Panjanng kepala
Lebar kepala
|
14 cm
4 cm
4,5 cm
8 cm
4 cm
5 cm
1 cm
2,5cm
2 cm
|
12 cm
2,5 cm
2,5 cm
7 cm
4 cm
5 cm
0,5 cm
2,5 cm
1,5 cm
|
Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp)
Katak ( Rana sp)
|
Kodok (Bufo sp)
|
Ukuran badan lebih kecil
Kulit lebih licin dan mempunyai warna yang mencolok
Tidak mempunyai pundi hawa
Tidak mengalami penebalan pada kulit
Pankreasnya berwarna hijau
Lidahnya bercabang
|
Ukuran badan lebih besar
Kulitnya tidak licin dan warnanya kecoklatan
Selaput renang tidak terlalu jelas
Mempunyai pundi hawa
Mengalami penebalan oleh zat keratin
Pankreasnya berwarna hitam
Lidahnya tidak bercabang
|
Perlakuan pada Katak (Rana sp)
Air dingin = Tidak bereaksi
Air panas = Bereaksi
Larutan Hcl = Bereaksi
Larutan Nacl = Tidak bereaksi
|
Perlakuan pada Kodok (Bufo sp)
Air dingin = Tidak bereaksi
Air panas = Bereaksi
Larutan Hcl = Tidak bereaksi
Larutan Nacl = Tidak bereaksi
|
Katak (Rana sp)
|
Kodok (Bufo sp)
|
V.2. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang pertama tentang zoology vertebrata dengan kelas Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Dan dapat kami jelaskan dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dengan spesies Katak (Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).
Yang pertama kami mengamati Katak (Rana sp) adalah satu anggota dari class Amphibia. Secara morfologi Kulitnya selalu basah apabila hewan berada di luar air. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti). Jumlah jari katak tungkai depan empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kulit katak sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami. Kelenjar racun dapat menimbukan iritasi pada kulit). Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas.
Dengan hasil pengukuran pada morfologi Rana sp
Panjang badan keseluruhan
Lebara badan keseluruhan
Panjang kaki depan
Panjang kaki belakang
Jumlah jari depan
Jumlah jari belakang
Diameter mata
Panjanng kepala
Lebar kepala
|
14 cm
4 cm
4,5 cm
8 cm
4 cm
5 cm
1 cm
2,5cm
2 cm
|
Sistem pencernaan pada katak (Rana sp) terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan pada katak tersusun atas celah glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-paru. Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar penceranaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring, kerongkongan, Lambung berwarna keputih-putihan yang terletak di sebelah kiri perut katak. Hal bahwa di dalam lambung, makanan masih kenyal kemudian diteruskan ke usus., usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar penceranaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pancreas. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat digunakan untuk menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang sagat pendek, terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan.
Dengan klasifikasi katak sebagai berikut :
Kingdom :Animalia
Fylum :Chotdata
Sub fylum :Vertebrata
Kelas :Amphibia
Famili :Ranidae
Genus :Rana
Spesies :Rana sp
Yang kedua kami mengamati kodok (Bufo sp), secara morfologi Kepala kodok dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Kepala mempunyai mulut yang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, 2 mata yang besar spherikdengan diameter 1 cm, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi. Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti).
Kulitnya sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami). Kelenjar racundapat menimbukan iritasi pada kulit. kodok adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi diatas klasifikasi kodok adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Fylum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Annura
Famili : Bufodae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo sp
Extremitas belakang yang berupa kaki belakang terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah) yang terdiri atas tibia dan fibula, tarsus (pergelangan kaki), pes (telapak kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan phalangus (jari – jari). Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar di sebelah anterior mulut. Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir, dapat dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris terdapt denta vomerin terdapat dua lubang nares interns yang berhubungan dengan narens externs.
Dengan hasil pengukuran pada morfologi Bufo sp
Panjang badan keseluruhan
Lebara badan keseluruhan
Panjang kaki depan
Panjang kaki belakang
Jumlah jari depan
Jumlah jari belakang
Diameter mata
Panjanng kepala
Lebar kepala
|
12 cm
2,5 cm
2,5 cm
7 cm
4 cm
5 cm
0,5 cm
2,5 cm
1,5 cm
|
Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus.
Jantung katak dan kodok terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang sedikit oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru – paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru. Selain peredaran darah paru – paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan.
Organ reproduksi pada katak dan kodok berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran yang disebut fasadefferensia yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat “musim kawin” pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim kawin” terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel – sel gametnya ke luar tubuh.
Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Apabila dipanadang dari sebelah dorsal, pada otak akan teradapat :
1. 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban.
2. 2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan mengontrol kebebasan.
3. Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
4. 2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan.
5. Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
6. Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh.
Apabila medula oblongata diambil maka katak segera mati. Saraf spinal berpusat di otak dan terdapat sepuluh pasang yang akan mengontrol aktifitas alat – alat sensori, otot daging dan lain – lain.
Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar kemauan kita. Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran kita dan otot jantung yang secara morfologi seperti otot lurik, namun bekerja diluar kendali kita.
1. Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas :
Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah oblicus externus dan trans versus yang membentuk dinding perut.
2. Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
3. Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau relaksasi akan menggerakkan tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan oleh sistem saraf.
VI. KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan spesies yang kami amati dengan spesies Katak (Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).
Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp) ialah,
Katak ( Rana sp)
|
Kodok (Bufo sp)
|
Ukuran badan lebih kecil
Kulit lebih licin dan mempunyai warna yang mencolok
Tidak mempunyai pundi hawa
Tidak mengalami penebalan pada kulit
Pankreasnya berwarna hijau
Lidahnya bercabang
|
Ukuran badan lebih besar
Kulitnya tidak licin dan warnanya kecoklatan
Selaput renang tidak terlalu jelas
Mempunyai pundi hawa
Mengalami penebalan oleh zat keratin
Pankreasnya berwarna hitam
Lidahnya tidak bercabang
|
Dan dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatasa antara organ reproduksi pada katak dan kodok berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Jantung katak dan kodok terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang sedikit oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam otot, Otot lurik, Otot daging gilig, Otot daging sfingter.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. 1998. Biologi Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Iskandar, T. 1998. Amphibia Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi, Bogor.
Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni, Bandung.
Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang.
Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS, Surakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1979. Biologi II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Fitriah Eka, S.Si. M.Pd. 2011. Panduan Praktikum Zoologi vertebrata. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN Syekh Nurdjati.
0 komentar:
Posting Komentar