Coffea
robusta L.
Eltra Cyta Ocktora
Biologi D/IV
Institut
Agama Islam Negeri (IAIN)
Syekh
Nurdjati
Cirebon
2011
Coffea robusta L.
I.
Latar Belakang
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman
berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua
Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu.Kopi kemudian terus berkembang
hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang
dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi
lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya.Di samping rasa dan aromanya yang
menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes,
batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Pada saat
itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi
biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi
kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak
sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing
gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah
memakan sejenis beri-berian. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan
ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun
metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa
ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab
dengan metode penyajian yang lebih maju.
Setiap
orang tentu bisa mengenali bentuk biji kopi atau kopi bubuk dengan baik.
Tetapi jika anda tidak tinggal atau melakukan perjalanan ke negara dimana
kopi tumbuh, anda mungkin tidak dapat mengenali seperti apa pohon kopi itu.
Dipangkas
saat dibudidayakan, sebenarnya pohon kopi dapat tumbuh sampai ketinggian lebih
dari 30 kaki, pohon kopi ini ditutupi daun-daun yang berwarna hijau gelap,
berlilin dan tumbuh saling membelakangi satu sama lain berpasangan.Buahnya
tumbuh di sepanjang cabang pohon itu. Dibutuhkan hampir satu tahun bagi buah
kopi untuk menjadi masak setelah berbunga, dengan bunga-bunga yang bermekaran
berwarna putih dan beraroma semerbak. Karena buah kopi tumbuh dalam suatu
siklus yang berkelanjutan, merupakan hal biasa untuk melihat bunga-bunga,
buah-buah hijau dan buah-buah yang telah matang dalam suatu pohon. Pohon-pohon
itu dapat hidup selama 20 - 30 tahun dan bisa tumbuh di iklim yang beragam,
sepanjang tidak banyak terjadi fluktuasi temperatur. Secara optimal, pohon kopi
menyukai tanah subur dan temperatur rendah, dengan sering turunnya hujan dan
sinar matahari yang ternaungi.
Kopi Robusta atau Coffea canephora ditemukan
pada sekitar tahun 1895, saat ini Kopi jenis Robusta banyak dibudidayakan di
Afrika Barat dan Asia Tenggara. Di Indonesia Kopi robusta adalah jenis kopi
yang banyak tumbuh di pulau Sumatra. Kopi Robusta tumbuh optimal di ketinggian
400-700 m dpl dengan temperatur 21-24° C dan bulan kering 3-4 bulan secara
berturut-turut. Kandungan kafein pada kopi robusta mencapai 2,8% dan jumlah
kromosom sebanyak 22. Dalam hal meracik, Robusta kadang-kadang dikombinasikan
dengan kopi Arabica untuk mendapatkan citra aroma kopi yang lebih kental serta
menurunkan kadar kafein dan rasa pahitnya. Daya hasil Kopi Robusta sebesar 0,8
ton/ ha dengan populasi 1.200 pohon/ ha.
Klasifikasi Coffea
robusta L. Secara
Lengkap :.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Ordo : Rubiales
II. Fitografi
1. Vegetatif
a. Akar
Meskipun tanaman kopi merupakan tanaman tahunan,
tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini
mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya
tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang
sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh
tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi)
yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari
bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek
tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
b.
Batang
Secara morfologi batangnya berkayu keras, tegak, putih ke abu-abuan.
c.
Daun
Kopi (Coffea
spp) adalah species tanaman
berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman
ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi
12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan
pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan
yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis
cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Tunggal, bulat
telur, mengkilat, ujung runcing, tepi rata, pangkal turnpul, panjang 5-15 cm,
lebar 4-6,5 cm, pertulangan menyirip, langkai panjang 0,5-1 cm, hijau.
2.
Generatif
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah
berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak
pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua
tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan
hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang
jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer.
Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah
fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga
secara serempak dan bergerombol.
Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji.
Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan
daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras.
Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang hanya
mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji
ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut
endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
minuman kopi.
b.
Bunga
Jumlah
kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang
sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan
bunga lagi. Namun demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk
daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga
bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan
dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga
tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum
bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau
setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.
Bunga tanaman kopi berukuran kecil, mahkotanya
berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau,
pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benangsarinya
terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa,
kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan
(peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan,
secara perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota
bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau
makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah menguning dan
akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga
hingga buah menjadi matang ± 6-11 bulan, tergantung dari jenis dan
faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan
kopi robusta 8-11 bulan.
Bunga tanaman kopi biasanya akan mekar pada permulaan
musim kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang menjadi buah
yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk
daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang.
Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi
self steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak
akan menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri (tepung
sari berasal dari jenis kopi yang sama).
Kopi self steril ini baru menghasilkan buah bila
bunganya menyerbuk silang (tepung sari berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh
karena itu tanaman kopi ini harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya
sehingga penyerbukan silang bisa berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang
mampu menghasilkan buah bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak
harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya.
c.
Biji
Secara
morfologi bentuk bijinya bulat telur, berbelah dua, keras, putih kotor.
III. Siklus Reproduksi
1. Cabang
Reproduksi (cabang orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak
dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini
berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang
utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas
reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak
4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu
ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat
digantikan oleh cabang ini
2. Cabang
Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang
utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak
daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati,
ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer
mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3).
berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata
atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas
reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang
reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder.
Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak
berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.
3. Cabang
Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang
primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti
cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
4. Cabang Kipas
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat
pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya
tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan
luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan
mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat
menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang
utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.
5. Cabang Pecut
Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu
membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.
6. Cabang Balik
Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada
cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju
ke dalam mahkota tajuk.
7. Cabang Air
Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya
pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.
IV. Peranan Di Dalam Ekologi
1. Habitat
Jenis kopi yang
biasa ditanam di perkebunan rakyat seperti di Lampung adalah kopi robusta.
Padahal kedua jenis tanaman kopi tersebut menghendaki persyaratan tumbuh yang berbeda. Kopi robusta menghendaki
ketinggian lahan yang lebih tinggi dari kopi robusta agar dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik. Penanaman kopi robusta pada lahan dataran rendah produktivitasnya akan menurun dan lebih rentan
terhadap penyakit karat daun, sedangkan penanaman kopi robusta di daerah
Lampung cocok ditanam pada ketinggian antara 300- 600 m di atas permukaan laut.
Ketinggian ideal tempat budidaya kopi juga berhubungan dengan serangan penyakit
mematikan pada tanaman kopi semisal jika kopi robusta di tanam di dataran menengah maka tingkat kerusakan penyakit
Hemileia vastatrix ( penyebab karat daun) semakin parah, hal ini
akan mempengaruhi jumlah produksi.
Pohon
tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan
angin kencang, lebih-lebih dimusim kemarau.
Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan.Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusakkan tanaman
di bawahnya.
Sehubungan dengan tanah ini yang penting untuk dipelajari terutama sifat fisik tanah dan sifat
kimia tanah.
Syarat Tumbuh
|
Jenis Kopi Robusta
|
Iklim
Tinggi tempat Suhu udara harian Curah hujan rata-rata Jumlah bulan kering |
300 - 600 m dpl 24 - 30o C 1.500-3.000 mm/th 1-3 bulan/tahun |
Tanah
pH tanah Kandungan bahan organik Kedalaman tanah efektif Kemiringan tanah |
5,5 - 6,5 minimal 2% > 100 cm 40% |
*Keterangan : dpl = dari permukaan laut
2. Sebaran
Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Kopi ini juga tersebar di
luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina.
3. Manfaat
a. Manfaat Coffea
Dalam dunia kedokteran, kafein
sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi
urin. Dalam dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit
stamina dan penghilang rasa sakit.
Mekanisme kerja kafein dalam tubuh
adalah menyaingi fungsi adenosin (salah satu senyawa yang dalam sel otak bisa
membuat orang cepat tertidur).
Dimana kafein itu tidak
memperlambat gerak sel-sel tubuh, melainkan kafein akan membalikkan semua kerja
adenosin sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar,
sedikit gembira, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan
darah naik, otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah
yang akan membentuk energi ekstra.
Itulah sebabnya berbagai jenis
minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan utamanya.
b. Kerugian Coffea
Namun
demikian, kopi juga memiliki efek negatif. Kafein sebagai kandungan utama kopi
bersifat stimulan yang mencandu. Kafein mempengaruhi sistem kardiovaskuler
seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Dampak negatif itu muncul
bila Anda mengkonsumsinya secara berlebihan.
Bagi
kebanyakan orang, minum dua sampai tiga cangkir kopi tidak memberikan dampak
negatif. Meminum kopi dengan frekuensi lebih dari itu bisa menimbulkan jantung
berdebar-debar, sulit tidur, kepala pusing dan gangguan lainnya. Oleh karena
itu, bagi mereka yang mengkonsumsi kopi agar tidak mengantuk–misalnya karena
kekurangan tidur– disarankan agar konsumsinya disebar sepanjang hari.
Riset
mengenai hubungan konsumsi kopi dengan keguguran kandungan tidak memberikan
kesimpulan seragam. Tetapi, untuk amannya ibu hamil disarankan tidak minum
lebih dari satu cangkir kopi sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Bachri,
Saiful, 2005. Sejarah Perekonomian. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan
UNS dan UNS Press.
BPS Aceh
Tengah, 2005. Aceh Tengah Dalam Angka 2005. Takengon: BPS Kab. Aceh Tengah dan
Bappeda Kab. Aceh Tengah
Hurgronje,
C. Snouck, 1996. Gayo, Masyarakat dan Kebudayaannya Awal Abad ke-20, terjemahan
oleh Hatta Hasan Aman Asnah. Jakarta: Balai Pustaka.
Kartodirdjo,
Sartono, 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Dari Emporium
Sampai Imperium Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Marsden,
William, 1999. Sejarah Sumatra, terjemahan oleh A.S Nasution dan Mahyuddin
Mendim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Melalatoa,
M.Junus, 2003. Gayo, Etnografi Budaya Malu. Jakarta: Yayasan Budaya Tradisional
dan Kantor kementerian dan Pariwisata RI
Nasir, 1977.
Pola Perdagangan Kopi Rakyat: Kasus Studi di Desa Ratawali dan Bukit Menjangan
Kabupaten Aceh Tengah. Banda Aceh: Pusat Latihan Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial
Aceh.
Retnandari
dan Moeljarto Tjokrowinoto,1991. Kopi, Kajian Sosial-Ekonomi. Yogyakarta:
Aditya Media Sinar,
Tengku Luckman, tt. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur. Medan:
tp
Susilowati,
Nenggih, 2007. LPA, Penelitian Arkeologi di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Medan: Balai Arkeologi Medan (belum diterbitkan).
Zainuddin,
H.M, 1961. Tarich Atjeh dan Nusantara, Jilid I. Medan: Pustaka Iskandar Muda
Sumber: Balai Arkeologi Medan.
Sumber: Balai Arkeologi Medan.
0 komentar:
Posting Komentar