AMILUM atau AMILOSA
I.
LATAR
BELAKANG
Pati atau amilum adalah karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang
(Kimball, 1983)
Pati adalah suatu polisakarida yang
mengandung amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida berantai
lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas molekul-molekul glukosa -1,4-glikosidik . Amilosa merupakan
bagian dari pati yang larut dalam air, yang mempunyai berat molekul antara
50.000-200.000, dan bila ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru.
Amilopektin merupakan polisakarida
bercabang bagian dari pati, terdiri atas
molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan
1,4-glikosidik dengan percabangan
melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit molekul glukosa.
Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut dalam air dan
mempunyai berat molekul antara 70.000
sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu hingga merah
(Lehninger, 1988). atau asam dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati
dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil secara
berurutan dan hasilnya adalah glukosa.
Perbedaannya adalah jika pada hidrolisa amilum dengan menggunakan
enzim menghasilkan maltosa, sedangkan pada hidrolisa amilum dengan menggunakan
asam dapat langsung menghasilkan glukosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam
proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa
lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada sukrosa.
Pati Dextri Maltosa Glukosa Ada beberapa tingkatan dalam reaksi
di atas. Molekul-molekul pati mula-mula pecah menjadi unit-unit rantaian
glukosa yang lebih pendek yang disebut dextrin.
Dekstrin adalah karbohidat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi
gula oleh panas, asam atau enzim. Dekstrin ini dipecah lebih jauh menjadi
maltosa (dua unit glukosa) dan akhirnya maltosa pecah menjadi glukosa.
Salah satu cara yang dapat membantu
penyediaan gula di Indonesia adalah membuat sirup glukosa (gula cair) dari
pati. Sirup glukosa adalah nama dagang dari produk hasil hidrolisa pati.
Produksi sirup glukosa ini diharapkan dapat menunjang kebutuhan gula di
Indonesia pada saat ini dan masa mendatang atau setidaknya dapt berguna pada
keadaan tertentu. Sirup glukosa juga dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam proses pengolahan bahan makanan, misalnya dalam pembuatan kue, es krim,
permen dan lain-lain. Disamping mencari alternatif bahan substitusi gula. Gula
alternatif yang sekarang sudah digunakan antara lain adalah gula siklamat dan
stearin yang merupakan gula sintesis, serta gula dari pati seperti sirup
glukosa, fruktosa, maltosa, manitol, sorbitol dan xilitol. tersebut melimpah di
Indonesia. Diantara gula dari pati tersebut, sirup glukosa dan fruktosa
mempunyai prospek yang baik untuk mensubtitusi gula pasir.
Amilum dapat dijadikan sirup glukosa
dengan cara hidrolisa asam,ataupun enzim. Pada hidrolisa tersebut keduanya menghasilkan
gula reduksi. Hidrolisa pati
II. PENDAHULUAN
Amilum
merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman.
Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan
sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan
cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit
batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Umumnya amilum terdapat pada makanan
pokok kita, seperti beras, roti, sagu, kentang, ubi, dll.
Secara umum, gula terdiri dari gula
sederhana (glukosa, fuktosa, galakstosa). Amilum ini terdiri dari 3-10 gula
sederhana yang saling berikatan.Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80%
bahan kering umbi kentang.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa
memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat
lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk
gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan. Amilum terdiri dari 20% bagian
yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut air (amilopektin).
Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasikan glukosa sebagai produk akhir
secara hampir kuantitatif.
Dalam
buku ini, penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan amilum,
baik itu rumus molekulnya, sifat-sifatnya, fungsi, manfaat dan juga hal yang
berhubungan dengan Amilum lainnya.
III.
PEMBAHASAN
AMILUM atau AMILOSA
Amilum
adalah karbohidrat kompleks yang tidak
larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum sering
disebut juga dengan sebutan “pati”. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.
Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Amilum mempunyai
Rumus Molekul (C6H10O5)n, Densitas 1.5 g/cm3.Dalam air dingin amilum
tidak akan larut tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan akan terjadi
suatu larutan koloid yang kental, memberikan warna ungu pekat pada tes iodin
dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.
Pati tersusun dari dua
macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang
berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada
tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi.
Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
1.
Karakteristik Amilum
Amilum
|
|
Identifikasi
|
|
[9005-25-8]
|
|
GM5090000
|
|
Sifat
|
|
(C6H10O5)n
|
|
Penampilan
|
bubuk putih
|
1.5 g/cm3
|
|
decomp.
|
|
tidak
|
|
Bahaya
|
|
Indeks EU
|
not listed
|
410 °C
|
|
Kecuali dinyatakan
sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) |
2.
Terminologi
Dalam bahasa sehari-hari (bahkan
kadang-kadang di khazanah ilmiah), istilah "pati" kerap
dicampuradukkan dengan "tepung" serta "kanji". "Pati" (bahasa Inggris starch)
adalah penyusun (utama) tepung. Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung
pati, karena ter-/dicampur dengan protein, pengawet, dan sebagainya. Tepung
beras mengandung pati beras, protein, vitamin, dan lain-lain bahan yang
terkandung pada butir beras. Orang bisa juga mendapatkan tepung yang merupakan
campuran dua atau lebih pati. Kata 'tepung lebih berkaitan dengan komoditas
ekonomis. Kerancuan penyebutan pati dengan kanji tampaknya
terjadi karena penerjemahan. Kata 'to starch' dari bahasa Inggris memang
berarti 'menganji' ('memberi kanji') dalam bahasa Melayu/Indonesia, karena yang
digunakan memang tepung kanji.
3.
Sumber Amilum
Pati
yang diperdagangkan dapat diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya
endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar
Manihot esculenta (pati tapioka); batang
Metroxylon sagu (pati sagu); dan rizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang
meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut)
Tanaman
dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah Zea mays (jagung), Oryza sativa (beras), Solanum
tuberosum (kentang), Triticum
aesticum (gandum), Maranta
arundinacea (garut), Ipomoea batatas (ketela rambat), Manihot utilissima (ketela pohon).
4.
Struktur Amilum
Kandungan pati tersusun dari
dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang
berbeda-beda.
5. Sifat-sifat
Amilum
Amilum adalah
karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar
dan tidak berbau yang mempunyai Rumus Molekul (C6H10O5)n, Densitas 1.5 g/cm3.
Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila
suspensi dalam air dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental,
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan
menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.
Pati
merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan
dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Kandungan pati tersusun dari dua macam karbohidrat,
amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Pati digunakan sebagai bahan untuk memekatkan
makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai
komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
6. Kegunaan Amilum
Pati digunakan sebagai bahan yang
digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri,
pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika.
Diatas disebutkan bahwa amilum
sering dicampuradukan dengan kanji. Biasanya kanji dijual dalam bentuk tepung
serbuk berwarna putih yang dibuat dari ubi kayu sebelum dicampurkan dengan air hangat untuk digunakan.
Kanji juga digunakan sebagai
pengeras pakaian dengan menyemburkan larutan kanji cair ke atas pakaian sebelum
disetrika. Kanji juga digunakan sebagai bahan perekat atau lem.
Selain itu, serbuk kanji juga
digunakan sebagai penyerap kelembapan, sebagai contoh, serbuk kanji disapukan
pada bagian kelangkang bayi untuk mengurangi gatal-gatal. Kanji lebih efektif
dibandingkan bedak bayi karena kanji menyerap kelembapan dan menjaga agar
pelapis senantiasa kering. Tes kanji dilakukan untuk mengetes adanya iodin.
Bintik pati yang telah diberi iodin
7.
Fungsi Amilum di Bidang Farmasi
Pada bidang farmasi, amilum terdiri
dari granul-granul yang diisolasi dari Zea
mays Linne (Graminae), Triticum
aesticum Linne (Graminae), dan Solanum
tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum singkong berbentu polygonal,
membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm
Amilum gandum dan kentang mempunyai
komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang
berbeda. .
Amilum digunakan sebagai bahan
penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan
farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan
penghancur.
Sementara suspensi amilum dapat
diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum
gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria
Sebagai amilum normal, penggunaanya
terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak
mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat
sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai
daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet
cara granulasi basah.
Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang
semisintetik yang digunakan sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini
merupakan pengibatan tasmbahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan,
luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum yang
terdapat dalam pasaran adalah Volex®
Fungsi amilum dalam dunia farmasi
tergolong banyak dan penting. Bahkan sudah ada sediaan yang dipasarkan.
Sebaiknya dapat dimaksimalkan penggunaannya dan dilestarikan pula
tanaman-tanaman yang mengandung amilum untuk kelancaran dalam bidang farmasi.
IV.
PEMBUATAN
AMILUM JAGUNG
KARAKTERISTIK JAGUNG
Dalam upaya pengembangan produk
pertanian diperlukan informasi tentang karakteristik bahan baku, meliputi sifat
fisik, kimia, fisiko-kimia, dan gizi. Berdasarkan karakteristik bahan baku
dapat disusun kriteria mutu dari produk yang akan dihasilkan maupun teknik dan
proses pembuatannya. Karakteristik Pati Jagung diantaranya mengandung Biji jagung
mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%. Karbohidrat
pada jagung sebagian besar merupakan komponen
pati, sedangkan komponen lainnya adalah
pentosan, serat kasar, dekstrin, sukrosa, dan gula pereduksi.
Bentuk dan Ukuran Granula Pati Bentuk
dan ukuran granula pati jagung dipengaruhi oleh sifat biokimia darikhloroplas
atau amyloplasnya. Sifat birefringence adalah sifat granula pati yang dapat
merefleksi cahaya terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop polarisasi
membentuk bidang berwarna biru dan kuning.
French (1984) menyatakan, warna biru dan
kuning pada permukaan granula pati disebabkan oleh adanya perbedaan indeks
refraktif yang dipengaruhi oleh struktur molekuler amilosa dalam pati. Bentuk
heliks dari amilosa dapat menyerap sebagian cahaya yang melewati granula pati.
Bentuk granula merupakan ciri khas dari
masing-masing pati. Juliano dan Kongseree (1968) mengemukakan bahwa tidak ada
hubungan yang nyata antara gelatinisasi dengan ukuran granula pati, tetapi suhu
gelatinisasi mempunyai hubungan dengan kekompakan granula, kadar amilosa, dan
amilopektin.
Pati jagung mempunyai ukuran granula
yang cukup besar dan tidak homogen yaitu 1-7µm untuk yang kecil dan 15-20 µm untuk yang besar.
Granula besar berbentuk oval polyhedral
dengan diameter 6-30 µm. Granulapati yang lebih kecil akan memperlihatkan
ketahanan yang lebih kecil
terhadap perlakuan panas dan air
dibanding granula yang besar.
Pengamatan dengan DSC pada berbagai
ukuran granula memperlihatkannilai entalpi dan kisaran suhu gelatinisasi yang
lebih rendah dari ukuran
granula yang lebih besar (Singh et al.
2005).
Amilosa dan Amilopektin Pati Dibanding
sumber pati lain, jagung mempunyai beragam jenis pati, mulai dari amilopektin
rendah sampai tinggi. Jagung dapat digolongkan menjadi empat jenis berdasarkan
sifat patinya, yaitu jenis normal mengandung 74-76% amilopektin dan 24-26%
amilosa, jenis waxy mengandung 99% amilopektin, jenis amilomaize mengandung 20%
amilopektin atau 40-70% amilosa, dan jagung manis mengandung sejumlah sukrosa
di samping pati.
Jagung normal mengandung 15,3-25,1%
amilosa, jagung jenis waxy hampirtidak beramilosa, jagung amilomize mengandung
42,6-67,8% amilosa, jagung manis mengandung 22,8% amilosa. Amilosa memiliki 490
unit glukosa per molekul dengan rantai lurus 1-4 a glukosida, sedangkan
amilopektin memiliki 22 unit glukosa per molekul dengan ikatan rantai lurus 1-4
a glukosida dan rantai cabang 1,6- a glukosida.
V.
MANFAAT
PATI AMILUM
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari
suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut “kentang” pula.Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai
iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Tanaman
kentang merupakan tanaman semusim. Umbi kentang berbentuk bulat sampai lonjong
dengan ukuran yang beragam. Secara fisiologis umbi kentang merupakan organ
penyimpanan makanan.
Kentang merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum,
jagung, beras, dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan
adalah umbi, yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral
cukup tinggi. Selain karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya dengan
makan 200 gram kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi. Kalium yang dikandungnya
juga bisa mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang dapat dibuat minuman
yang berkhasiat untuk mengurangi gangguan saat haid.
Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah
yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan
ditangani dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati,
merupakan upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. Pati kentang
mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati
kentang, selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam
citarasa yang enak dan penampilan menarik.
Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4
persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang
adalah sekitar 80 kkal.
Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.
Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.
Berikut ini merupakan zat-zat yang terkandung di dalam umbi kentang.
Kandungan
Gizi
|
Jumlah
|
Energi
|
83,00 kal
|
Protein
|
2,00 g
|
Lemak
|
0,10 g
|
Karbohidrat
|
19,10 g
|
Kalsium
|
11,00 mg
|
Fosfor
|
56,00 mg
|
Serat
|
0,30 g
|
Besi
|
0,70 mg
|
Vitamin A
|
0,00 RE
|
Vitamin B1
|
0,09 mg
|
Vitamin B2
|
0,03 mg
|
Vitamin C
|
16,00 mg
|
Niacin
|
1,40 mg
|
Tabel 1. Kandungan Gizi kentang per 100 g
Dari tabel di atas sangat jelas terlihat bahwa kentang memiliki banyak
kandungan zat dan vitamin. Diantara kandungan tersebut antara lain : Protein,
Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Kalsium, Fosfor, Serat, Besi, Vitamin A, Vitamin
B1, Vitamin B2, Vitamin C dan Niacin.
Kentang memiliki banyak kandungan zat dan vitamin. Hal ini tentu menjadikan
kentang sebagai tanaman tang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Berikut ini
beberapa manfaat dari tanaman kentang, seperti :
a.
Menambah berat badan.
Kandungan : karbohidrat dan sedikit
protein.
b.
Pencernaan.
Kandungan : karbohidrat, maka kentang
juga mudah dicerna tubuh.
c.
Kesehatan kulit.
Kandungan: Vitamin C dan B kompleks serta
mineral seperti potassium, magnesium, fosfro dan seng. Manfaat: untuk
menghilangkan jerawat atau noda di wajah.
d.
Rematik.
Kandungan : Vitamin, kalsium dan magnesium
e.
Peradangan.
Kandungan :vitamin C, potassium dan vitamin B06.
f.
Fungsi otak.
Baik buruknya fungsi kinerja otak sangat tergantung
pada kadar glukosa, suplai oksigen, beberapa jenis vitamin B kompleks, beberapa
hormon, asam amino dan asam lemak omega 3
g.
Enyahkan Kantong Mata.
Kandungan :
zat catecholase
h.
Diabetes
Kandungan: zat pati (amilosa), protein, lemak, kalsium,
fosfor, zat besi, belerang
i.
serta vitamin A,B, dan C.
Kentang memiliki kandungan energy sebesar 83,00 kal.
Energy itu berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Dengan jumlah
karbohidrat sebesar 19,10g maka kentang memiliki kadar amilum yang cukup
tinggi. Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan
manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang.
Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk
dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan
makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein,
vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya.
Amilum (Pati) tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa (ikatan α(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida α-(1-6).
Amilum (Pati) tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin. Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa (ikatan α(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida α-(1-6).
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa
memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat
lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi.
Pada anatomi buah kentang terdapat vakuola, plastida, dan amiloplas.
Vakuola berisi antara lain garam-garam organik, glikosida, alkaloid ,
enzim, butir-butir pati. Dalam buah kentang, amilum terdapat pada amiloplas
(tempat menyimpan amilum). Amiloplas merupakan bagian dari jenis Plastida yang
disebut lekoplas. Lekoplas merupakan plastida
berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan. Butir pati terdiri atas
lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Hilum pada
kentang terletak di pinggir(eksentrik).
Plastida bertanggung jawab untuk fotosintesis, penyimpanan produk seperti pati
dan untuk sintesis memiliki kemampuan untuk membedakan, atau redifferentiate, antara ini
dan bentuk-bentuk lain. Semua plastida berasal dari proplastids (sebelumnya “eoplasts”, eo
-: fajar, awal), yang hadir dalam meristematik daerah tanaman. Proplastids dan
kloroplas muda umumnya membagi, tetapi lebih dewasa kloroplas juga memiliki
kapasitas ini.
Dalam tanaman, plastida dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk,
tergantung pada fungsi yang mereka butuhkan untuk bermain dalam sel. Plastida (proplastids)
dapat berkembang menjadi salah satu plastida berikut:
Chromoplasts: untuk pigmen sintesis dan
penyimpanan
Leucoplasts: untuk monoterpene sintesis; leucoplasts
kadang-kadang lebih khusus berdiferensiasi menjadi plastida:
Lamela adalah lapisan pada amilum. Lamela terbentuk karena pemadatan
molekul dan perbedaan kadar air pada awal pertumbuhan amilum.
Pada butir kentang jangka waktu pembentukan lapisan-lapisan bergantung pada
faktor-faktor endogen.
Amilum merupakan salah satu bagian dari sel yang bersifat non protoplasmik
yang ada di dalam plastida. Perkembangan amilum dimulai dengan terbentuknya
hilus/hilum, kemudian diikuti oleh pembentukan lamela yang semakin banyak.
Kandungan amilum umbi kentang semakin meningkat dari minggu ke –13. Kandungan
klorofil mengalami peningkatan maksimal pada usia 7 minggu setelah itu
mengalami penurunan. Amilum pada kentang merupakan amilum setengah majemuk diadelf.
Amilum setengah majemuk diadelf adalah butir amilum yang mempunyai
lebih dari satu hilum yang masing-masing dikelilingi lamela dan di luarnya
dikelilingi lamela bersama
Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang di khazanah ilmiah), istilah
“pati” kerap dicampuradukkan dengan “tepung” serta “kanji“. “Pati” (bahasa Inggris starch) adalah
penyusun (utama) tepung. Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung pati,
karena ter-/dicampur dengan protein, pengawet, dan sebagainya. Tepung beras
mengandung pati beras, protein, vitamin, dan lain-lain bahan yang terkandung
pada butir beras. Orang bisa juga mendapatkan tepung yang merupakan campuran
dua atau lebih pati. Kata ‘tepung lebih berkaitan dengan komoditas ekonomis.
Kerancuan penyebutan pati dengan kanji tampaknya terjadi karena
penerjemahan. Kata ‘to starch’ dari bahasa Inggris memang berarti ‘menganji’
(‘memberi kanji’) dalam bahasa Melayu/Indonesia, karena yang digunakan memang
tepung kanji.
Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair
seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai
komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
Simpulan dari penelitian ini adalah amilum kentang bertypeeksentrik.
Struktur anatomi amilum selalu mengalami perkembangan,kandungan amillum semakin
meningkat dan kandungan klorofil maksimal pada
umur 7 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E. et al. 2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu
Sebagai Eksipien dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom. Majalah Ilmu
Kefarmasian. Vol. 1, No. 1, 34-46.
Abubakar dan M. Ilyas, 2005. Mutu
Pati Amilum. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005.
Astuti, Yeti, 2009, Analisi Amilum,
Gramedia, Jakarta.
Girindra, Aisjah, 1993, Biokimia
1, GramediaPustakaUtama, Jakarta.
Juniarso, E., T., Safari, A., dan Pamungkas,
R., A., 2007, Pemanfaatan Pati (Sardinella Sp.)
Lehninger, Albert l. 1982.Dasar –
DasarBiokimiaJilid I. Erlangga. Jakarta.
Panil, Zulbadar. 2004. Memahami
Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Poedjadi, Anna, 1994, Dasar-DasarBiokimia,
Universitas Indonesia. Jakarta.
Rahmat, MiftaNur, 2010, Ulasan Sekilas
Mengenai KLT, Kendari: Zam-zam Office.
Sitompul, S., 2004, Analisis Amilum
dalam Tepung jagung dan kentang, Buletin Tekhnik Pertanian, Vol. 9,
Nomor 1.
Sumber : Dra. Emma S.
Wirakusumah, M.Sc., 2001 (Buah dan Sayur untuk Terapi)
makasih . sangat membantu
BalasHapusthankyu :)
BalasHapusthankss :)
BalasHapusMatur nuwun nggiih, izin copy sikit 🙏
BalasHapus