PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN
MODEL LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
PROFESIONAL KINERJA GURU PADA MATERI BIOLOGI KELAS X DI SMAN BAHAGIA KOTA CIREBON
ELTRA CYTA OCKTORA
NIM.59461264
TADRIS IPA BIOLOGI
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Para guru di Indonesia
menyadari bahwa jabatan guru adalah suatiu profesi yang terhormat dan mulia.
Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu : yang beriman,
bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai IPTEK Dalam mewujudkan masyarajat
yang berkualitas. Setiap guru boleh saja memandang dirinya professional,
profesionalisme dalam pendidikan mengandung arti guru haruslah orang yang
memiliki interest menjadi guru , paling tida mengerti dan memahami tentang
minat, bakat dan tugas perkembangan siswa. Guru harus memiliki sikap integritas
professional. Dengan integritas itulah, guru menjadi teladan dan inspirasi bagi
siswanya.
Belajar pada hakekatnya
adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar. Belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati
dan memahami sesuatu.
Kegiatan pembelajaran, dalam
implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang
akan dilakukan oleh guru. Saat ini begitu banyak macam model, strategi ataupun
metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi
lebih baik. Strategi menurut Kemp (1995) dalam Rusman (2011 : 138) mengatakan
bahwa strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Model Pembelajaran menurut
Joyce & Weil ( 1980 : 1) dalam Rusman (2011 : 139) mengatakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.
Belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar menghapal,
melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Baik interaksi
secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu
dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Pembelajaran yang efektif
berlangsung dalam suatu proses yang berkesinambungan, terarah berdasarkan
perencanaan yang matang.
Kegiatan belajar dan
mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan.
Dalam memecahkan permasalahan dalam pendidikan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi perlu menciptakan dan mengembangkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Salah satu model yang telah dikembangkan adalah model
Lesson Study dalam pembelajaran biologi. Lesson Study merupakan salah satu
upaya pembinaan untuk meningkatkan suatu proses pembelajaran yang dilakukan
oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam
merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil refleksi
kegiatan pembelajaran. (Rusman, 2011 : 410).
Adapun tujuan dari Lesson Study menurut Bill Cerbin
& Bryan Koop dalam Rusman ( 2011 : 411) mengatakan bahwa Lesson Study
adalah untuk: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru
mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru
lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalu inkuairi kolaboratif; (4) membantu sebuah pengetahuaan
pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Lesson Study. Merupakan
salah satu alternative guna dalam mengatasi masalah praktik pembelajaran yang
selama ini dipandang kurang efektif. Seperti kita semua ketahui, bahwa sudah
sejak lama dilakukan secaera konvensional yaitu melalui teknik komunikasi
verbal symbol. Praktik pembelajaran konvensional semacam ini lebih cenderung
memposisikan guru sebagai trasnformator yaitu menyampaikan informasi kepada
siswa secara one way communication dan menekankan pada guru sebagai
satu-satunya sumber informasi daripada bagaimana siswa belajar.
Sejalan dengan uraian
diatas, dalam penelitrian tindakan kelas ini penulis mengambil judul : Penerapan
Model Lesson Study Dalam Meningkatkan kualitas profesional
kinerja guru Pada Materi
Biologi Kelas X Di SMAN 7 Kota Cirebon.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana penerapan model Lesson Study dalam
meningkatkan kualitas profesional kinerja guru ?
2.
Seberapa besar peningkatan kualitas profesional kinerja guru melalui penerapan model Lesson
Study ?
3.
Bagaimana pengaruh kualitas profesional kinerja guru terhadap penerapan model
Lesson Study ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengkaji penerapan model Lesson Study dalam
meningkatkan kualitasrofesional kinerja guru.
2.
Untuk mengkaji peningkatan kualitas profesional kinerja guru melalui penerapan model Lesson
Study.
3.
Untuk mengetahui pengaruh kualitas profesi kinerja guru terhadap penerapan model
Lesson Study.
D. Manfaat Penelitian
1.
Guru dapat mendokumentasikan kemajuan
kinerjanya.
2.
Guru dapat memperoleh feedback dari
teman sejawatnya.
3.
Guru dapat mempublikasikan dan
menyebarluaskan hasil akhir dari Lesson Study yang telah dilakukannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Landasan
Teori
1.
Pengertian
Model Lesson Study
Lesson Study merupakan model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas dan matual learning, serta membangun
learning community. Harus diakui, Lesson Study model terbaru dalam pengembngan
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi secara serius dan berkelanjutan agar model
tersebut bias diterapkan oleh para guru disekolah.
Mulyana (2007) dalam Rusman (2011 : 410), mengatakan
bahwa rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolkaboratif dan berkelanjutan
berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas dan matual learning untuk membangun
komunitas belajar.
Berkenaan dengan Lesson Study Catherin Lewis (2002) dalam
Rusman (2011 : 411) menyatakan bahwa :
“Lesson
study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more
obvious that collaborating with fellow teacher to plan, obseve, and reflect on
lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process,
supported by collaborative goal setting, careful data collection on student
learning, and protocols the enable productive discussion of difficult issues”.
Jadi jelas bahwa lesson
study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Dengan
demikian, lesson study bukan strategi
atau metode pembelajaran tetapi kegiatan lesson study dapat menerapka
berbagai strategi dan metoda pembelajaran yang sesuai dengan situsasi, kondisi,
dan permasalahan yang dihadapi guru pada setiap satuan pendidikan
masing-masing. Keutamaan dari Lesson Study yaitu dapat meningkatkan keterampilan
atau kecakapan dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
gurumelalui kegiatan lesson study, yakni belajar dari suatu pembelajaran.
(Rusman, 2011 : 419).
2. Tahap-Tahap Pelaksanaan Model Lesson
Study
Merujuk pada pemikiran mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-Check-Act
Wikipedia (2007) dalam Rusman (2011 :423-426) Menguraikan bahwa secara ringkas
empat tahap dalam penyelenggaraan Lesson Study, Diantaranya :
a.
Tahap
Perencanaan (Paln)
Pada tahap ini, para guru yang tergabung dalam lesson study berkolaborasi
untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan
diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran, seperti tentang : kompetensi dasar, cara membelajarkan
siswa, mensiasati kekurangan fasilitas, media, sarana belajar dan lain-lain.
b.
Tahap
Pelaksanaan (Do)
Pada tahap ini terdapat dua kegiatan utama yaitu : (1) kegiatan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh salah satu seorang guru yang disepakati untuk
memperaktikan perencanaan pembelajaran yang telah disusun bersama, dan (2)
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas
Lesson Study yang lain.
Beberapa yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan diantranya :
1)
Guru
melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah disuse bersama.
2)
Siswa
diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan
natural.
3)
Selama
kegiatan pembelaharan berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan menggangu
jalannya pembelajaran dan menggangu konsentrasi guru ataupun siswa.
4)
Pengamat
melakukan pengamatan secara teliti terhadap interkasi siswa-siswa, siswa-bahan
ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan, dengan menggunakan instrument pengamatan
yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5)
Pengamat
harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk
mengevaluasi guru.
6)
Pengamat
harus dapat melakukan perekaman melalui video camera atau camera digital untuk
keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman
tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7)
Pengamatan
melakukan pencatatan tentang prilaku belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
c.
Tahap
Refleksi (Check)
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting karena upaya perbaikan proses
pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para peserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran
secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam
menyampaikan saran-sarnnya pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang
diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya.
d.
Tahap Tindak
Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau
keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkaytan proses pembelajaran,
baik pada tataran individual, maupun menejerial.
3. Pelaksanaan
Lesson Study
Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh
kesempatannya untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji
pengalaman pembeljaran yang biasa dilakukan, memilih alternative model yang
akan digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan
kekurangan alternative model pembelajaran yang dipilih, melaksanakan
pembelajaran dan hasil pembelajaran lainnya. (Rusman, 2010 : 429)
4. Tindak
Lanjut Lesson Study
Kegiatan Lesson Study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mampu
mendorong terbentuknya sebuah komubitas belajar yang secara konsisten melakukan
continuous improvement baik pada level individu, kelompok, maupun pada system
yang lebih umum. Pengetahuan umum yang dibangun melalui lesson study dapat
menjadi modal sangat berharga untuk meningkatka kualitas kinerja masing-masing
pihak.
5. Pengertian
Profesi Guru
Menurut Amitai Etzioni (1969 : 89) dalam Rusman (2010 : 20) mengatakan
bahwa guru adalah jabatan semiprofesional karena :
“...The training (of teacher) is shorters, their
status less legitmated (low or moderate), their right to privileged
communication les established; there is less of a specialized knowledge, and
they have less autonomy from supervision or societal control than the
professions...”
Guru harus dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dank arena itulah
mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan semiprofesional, malahan
mendekati jabatan profesi penuh. Demikian juga menurut Jarvis (1983) dalam
Yamin, M (2006 : 20) mengartikan bahwa seseorang yang melakukan tugas profesi
juga sebagai seorang yang ahli (expert).
Berbagai pengertian profesi diatas menimbulkan makna, bahwa profesi yang
disandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah suatu pekerjaan yang
membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian dan ketelatenan
untuk menciptakan anak memiliki prilaku sesuai yang diharapkan. (Yamin, M. 2006
: 20)
6. Profesionalisasi
dalam Pendidikan
Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Depdikbud dan Johson
(1980)(dalam Sanusi, 1991 : 36) dalam Yamin (2006 : 21-22) mengatakan bahwa
secara konseptual unjuk kerja guru mencakup 3 aspek, yaitu Kemampuan
Profesional, Kemampuan Sosial, dan Kemampuan Personal. Kemudian ketiga aspek
tersebut dijabarkan menjadi :
a.
Kemampuan
Profesional mencakup :
1)
Penguasaan
materi pembelajaran
2)
Penguasaan
dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan.
3)
Penguasaan
proses-proses kependidikan.
b.
Kemampuan
social mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru.
c.
Kemampuan
personal mencakup :
1)
Penampilan sikap
yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan keseluruhan situasi
pendidikan.
2)
Pemahaman,
Penghayatan, dan Penampilan nilai-nilai yang dianut oleh seorang guru.
3)
Penampilan
upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
7. Syarat-Syarat
Profesi guru
Menurut Rusman (2010 : 25) Dari penjelasan diatas, dapat dikemukakan bahwa
guru dianggap sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki pernyataan dasar,
keterampilan, tekhnik, serta didukung oleh sikap kepribadian yang mantap.
Dengan demikian, berarti guru yang professional harus memiliki kompetensi
berikut :
a.
Kompetensi
Profesional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta dalam bidang
studyyang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam artia mampu menggunakan
metode dalam proses belajar mengajar.
b.
Kemampuan
Personal, artinya memiliki kepribadian yang baik, sehingga mampu menjadi sumber
identifikasi bagi subject. Dengan kata lain, dapat menjadi panutan bagi semua
orang.
c.
Kompetensi
Sosial, artinya ia menunjukan kemampuan berkomunikasi social.
d.
Kemampuan
untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, yang berarti mengutamakan nilai
kemanusiaan daripada nilai benda material.
8. Ciri-Ciri
Profesi Guru
Menurut Robbert W. Richey (1974) dalam Rusman (2010 : 27), Ciri-ciri
profesionalisasi jabatan seorang guru adalah sebagai berikut :
a.
Guru akan
bekerja hanya semata-matamemberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk
kepentingan pribadi
b.
Guru
dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi.
c.
Guru dalam organisasi
professional, memiliki publikasi professional yang dapat melayani para guru,
sehingga tidak akan ketinggalan informasi.
d.
Guru
memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun secara local.
9. Kode Etik
Guru
Setiap profesi memiliki kode etikn profesi menurut undang-undang tahun 1974
tentang pokok-pokok kepegawaian, kode etik pegawai negeri sipil adalah pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan didalam dan diluar dinas.( Rusman, 2010 :
38)
Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi
profesi itu sendiri, yaitu :
a.
Untuk
menjungjung tinggi martabat profesi,
b.
Untuk
menjaga dan memelihara kesejahteran para anggotanya,
c.
Untuk
meningkatkan pengabdian para anggota profesi,
d.
Untuk
meningkatkan mutu profesi,
e.
Untuk
meningkatkan mutu organisai profesi.
10. Kinerja Guru
Profesional
Menurut Lan (1992) dalam Rusman (2010 : 49), Kinerja adalah performens atau
unjuk kerja. Kinerja juga dapat dikatakan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja
atau hasil unjuk kerja.
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud prilaku yang dimaksud adalah kegiatan
guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar.
Standar kinerja guru perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam
mengadakan perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan,
atau kualitas kinerja adalah wujud prilaku atau kegiatan yang dilaksanakan dan
sesuai denga harapan dengan kebutuhaan atau tujuan yang hendak dicapai secara
efektif dan efisien.
Berkenaan dengan standarkinerja guru, Piet A. Sahertian dalam Rusman
menjelaskan bahwa, Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru
dalam menjalankan tugasnya seperti :
a.
Bekerja
dengan siswa secara individual
b.
Persiapan
dan perencanaan pembelajaran
c.
Pendayagunaan
media pembelajaran
d.
Melibatkan
siswa dalam berbagai pengalaman belajar
e.
Kepemimpinan
yang aktif dari guru
Adapun 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru meliputi :
a.
dan layanan
bimbingan dan penyuluhan
b.
Mengenal dan
menyelenggarakan Menguasai bahan atau materi ajar
c.
Mengelola
program pembelajaran
d.
Mengelola
kelas
e.
Menggunakan
media dan sumber belajar
f.
Menguasai
landasan pendidikan
g.
Mengelola
interaksi pembelajaran
h.
Meniali
prestasi belajar siswa
i.
Mengenal
fungsi administrasi sekolah, dan
j.
Memahami dan
menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajran.
11. Keriteria
Kualitas Kinerja Guru
Kualitas kinerja guru dinyatakan dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik Dan Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama,
yaitu : Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesional. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Menurut Glasser (1998) dalam Rusman (2010 : 54), berkenaan dengan
kompetensi guru, ada 4 hal yang harus dikuasai guru, yaitu :
a.
Menguasai
bahan pelajaran,
b.
Mampu
mendiagnosis tingkah laku siswa,
c.
Mampu
melaksanakan proses pembelajaran,
d.
Mampu
mengevaluasi hasil belajar siswa
12. Peran Guru
Peranan guru yang dimaksud disini adalah berkaitan dengan peranan guru
dalam proses pembelajaran. Guru nmerupakan factor penentu yang sangat dominan
dalam pendidikan oada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan.
Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencanaan
pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator. Peranan Guru
berkaitan dengan kompetensi guru, meliputi :
a.
Guru
melakukan diagnosa terhadap prilaku awal siswa
Pada dasarnya guru harus mampu membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi
siswanya dalam proses pembelajaran, untuk itu guru dituntut untuk mengenal
lebih dekat kepribadian siswanya.
b.
Guru membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perencanaan pembelajaran adalah membuat persiapan pembelajaran. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa jika tidak mempunyai persiapan pembelajaran yang
baik, maka peluang untuk tidak terarah terbuka lebar, bahkan mungkin cenderung
untuk melakukan inprovisasi sendiri tanpa acuan yang jelas.
c.
Guru
Melaksanakan Proses Pembelajaran
Peranan guru ini memegang peranan yang sangatpenting, karena disinilah
proses interaksi pembelajaran dilaksanakan, oleh karena itu ada beberapa hal
yang harus menjadi perhatian guru. :
1)
Mengatur
waktu berkenaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran.
2)
Memberikan
dorongan kepada siswa agar tumbuh semangat untuk belajar, sehingga minat
belajar tumbuh kondusif dalam diri siswa.
3)
Melaksanakan
diskusi dala kelas.
4)
Mengamati
siswanya dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat formal diruang kelas maupun
di salam kegiatan extra kulikuler.
5)
Memberikan
informasi lisan maupun tertulis dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti
siswa.
6)
Guru
memberikan masalah untuk diperoleh solusi alternatifnya sehingga siswa dapat
menggunakan daya fikir dan nalarnya secara maksimal.
7)
Mengajukan
pertanyaan dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang diajukan siswa.
8)
Menggunakan
alat peraga.
13. Kompetensi
Profesional Guru
Menurut Rusman (2010 : 72) mengatakan bahwa Kompetensi guru merupakan
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara
bertanggung jawab dan layak. Guru sebagai orang yang perilakunya menjadi
panutan siswa masyarakat pada umumnya harus dapat mengimplementasikan
tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai baik dari tataran tujuan nasional
maupun sekolah dan untuk menghantarkan tujuan tersebut, guru harus memiliki
kecakapan dan kemampuan yang menyangkut landasan pendidikan dan juga psikologi
perkembangan siswa, sehingga strategi pembelajaran akan diterapkan berdasarkan
situasi dan kondisi yang ada dilingkungannya.
Tugas professional guru meliputi tugas merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan menilai pembelajaran. Berikut adalah klasifikasi
keterampilan tugas professional guru :
a.
Keterampilan
merencanakan pembelajaran
b.
Keterampilan
melaksanakan pembelajaran
c.
Keterampilan
menilai pembelajaran
Ruang lingkup standard kompetensi guru meliputi tiga komponen kompetensi,
yaitu :
a.
Kompetensi
Pengelolaan pembelajaran yang mencakup : penyusunan rencana pembelajaran,
pelaksanaan interaksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa, dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.
b.
Kompetensi
pengembangan potensi yang di orientasikan pada pengembangan profesi.
c.
Kompetensi
penguasaan akademik yang mencakup pemahaman, wawasan pendidikan, penguasaan
bahan kajian akademik.
14. Tugas Guru
Menurut Rusman (2010 : 76) mengatakan bahwa Tugas guru sesungguhnya
sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa depan sebuah
generasi manusia, sehingga kita sering mendengar tuntutan dan harapan
masyarakat ideal di masa mendatang.
Tugas guru pada dasarnya dikelompokan menjadi tiga kategori, yaitu : tugas
profensi, tugas kemanusiaan, dan tugas kemasyarakatan.
15. Indikator
Kinerja Guru
Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah
mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi
oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian ini
menyoroti tiga aspek utama kemampuan guru, yaitu : rencana pembelajaran,
prosedur pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Senada dengan uraian diatas mengaplikasikan sepuluh kompetensi dasar
seorang guru melalui fungsi management pendidikan, secara oprasional
selanjutnya indicator penilaian terhadap kinerja guru dalam hal ini pun
dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas yaitu :
a.
Perencanaan
Guru dalam Program Kegiatan Pembelajaran
b.
Pelaksanaa
Kegiatan Pembelajaran
16. Keterampilan
Dasar Mengajar Guru
Keterampilan
dasr mengajar dapat dipandang sebagai suatu karakteristikumum dari seseorang
yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang mewujudkan melalui
tindakan. Keterampilan dasar mengajar guru secara aplikatif indikatornya dapat
digambarkan melalui delapan ketermpilan mengajar, yakni :
a.
Keterampilan
bertanya
b.
Keterampilan
memberikan penguatan
c.
Keterampilan
mengadakan variasi
d.
Keterampilan
menjelaskan
e.
Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
f.
Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
g.
Keterampilan
mengelola kelas
h.
Keterampilan
pembelajaran perseorangan
B. Kerangka Berfikir
Teori dasar yang
digunakan sebagai landasan untuk menilai guru hubungannya dengan kualitas
kinerja guru menurut T.R. Mitchell (1978) dalam Rusman (2010 : 94) yaitu :
|
Dari Formula
tersebut dapat dikatakan bahwa, motivasi dan abilitas adalah unsur-unsur yang
berfungsi membentuk kinerja guru dalam menjalankan tugasnya srbagai guru.a
Menurut Stoner
(1992 : 440) dalam Rusman (2010 : 94) mengatakan bahwa motivasi diartikan
sebagai factor-faktor penyebab yang berhubungan sengan sesuatu dalam prilaku
seseorang. Jabatan guru dapat dipandang secara aplikatif sebagai salah satu
cara dalam memotivasi para guru untuk meningkatkan kemampuannya..
Abilitas adalah
factor penting dalam meningkatakan produktivitas kerja. Abilitas berhubungan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki individu. Berkenaan dengan
abilitas dalam arti kecakapan guru, A.Sumarna (1994 : 51) dalam Rusman (2010 :
95) menjelaskan bahwa kecakapan professional guru menunjukan pada suatu
tindakan kependidikan yang berdampak
positif bagi proses belajar dan perkembangan pribadi siswa. Bentuk tindakan
dalam pendidikan dapat berwujud keterampilan mengajar sebagai akumulasi dari
pengetahuan yang diperoleh para guru pada saat menempuh jenjang pendidikan atau
sejenisnya.
Dalam pembelajaran dengan Penerapan Model Lesson Study dalam Meningkatkan
Kualitas Kinerja Guru pada Materi Biologi diharapkan memberikan dampak positif bagi kegiatan belajar
mengajar dan meningkatkan kinerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan
yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan melakukan penialain
hasil pembelajaran. Hubungan alur kinerja motivation dan abilitas guru dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar
1. Kerangka Pemikiran Kualitas Kinerja Guru
C.
Hipotesis
Ha
= Terdapat peningkatan Kualitas
Kinerja Guru melalui Model Pembelajaran Lesson Study.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X SMAN
CIREBON 7
kota
Cirebon yang tersebar dalam 7 kelas.
B. Setting Penelitian (Waktu &
Tempat Penelitian)
1. Waktu
Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan
dilaksanakan dalam waktu tiga bulan yaitu mulai Januari 2013 sampai dengan Maret 2013
2. Tempat
Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan
penelitian di SMAN
CIREBON 7 Kota
Cirebon. Jumlah kelas yaitu kelas X ada 7 kelas, kelas XI ada 7 kelas,dan kelas
XII ada 7 kelas
C.
Desain
Penelitian (Siklus, Materi, Alat, Media yg diperlukan)
1.
Siklus
Siklus I
|
Perencanaan:
Identifikasi masalah dan
penetapan alternatif pemecahan masalah
|
·
Merencanakan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM
·
Menentukan pokok bahasan
·
Mengembangkan
skenario pembelajaran
·
Menyusun LKM
·
Menyiapkan sumber
belajar
·
Mengembangkan format
evaluasi
·
Mengembangkan format
observasi pembelajaran
|
Tindakan
|
·
Menerapkan tindakan
mengacu pada skenario LKM
|
|
Pengamatan
|
·
Melakukan observasi
dengan memakai format observasi
·
Menilai hasil
tindakan dengan menggunakan formal LKM
|
|
Refleksi
|
·
Melakukan evaluasi
tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evluasi mutu, jumlah dan waktu
dari setip macam tindakan
·
Melakukan pertemuan
untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, LKM, dan lain-lain
·
Memperbaki peaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya
·
Evaluasi tindakan
|
|
Siklus II
|
Perencanaan
|
·
Identifikasi masalah
penetapan alternatif pemecahan masalah
·
Pengembangan program
tindakan II
|
|
Tindakan
|
·
Pelaksanaan program
tindakan II
|
|
Pengamatan
|
·
Mengumpulkan data
tindakan II
|
|
Refleksi
|
·
Evaluasi tindakan II
|
Kesimpulan, saran,
rekomendasi
|
(Suharsimi,2012:70-71)
D.
Teknik dan
Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a.
Teknik Observasi
Sutrisno
Hadi (1986) dalam Sugiyono (2007: 203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari proses biologis dan
psikologis. Dua diantaranya yang penting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.
Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar. Teknik observasi dilakukan dengan mengamati
keterampilan generik siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan metode Pembelajaran problem solving untuk meningkatkan keterampilan
generik siswa.
b. Kuesioner
(Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan responden. (Sugiyono, 2007:199).
Dalam penelitian ini angket digunakan
untuk mengukur respon siswa setelah pembelajaran dilakukan terhadap penggunaan
metode pembelajaran Problem
Solving dalam meningkatkan keterampilan generik siswa pada pokok
bahasan pencemaran lingkungan dalam pembelajaran Biologi.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, filem documenter, data yang relevan penelitian.
E.
Teknik
Analisis Data
Adapun dalam menganalisis data, penulis
menggunakan analisis statistic denggan menggunakan rumusan sebagai berikut:
1.
Uji
Validitas
Menrurut Arikunto (1995: 63) dalam
Riduwan (2009: 97) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Jika
instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data iti valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment.
rXY
=
Keterangan
:
rxy
= koefisien korelasi skor item dengan skor total
N = jumlah peserta
∑x = jumlah skor
item
∑y = jumlah skor
total
∑xy
= jumlah perkalian skor item dengan skor total
∑x²
= jumlah kuadrat skor item
∑y²
= jumlah kuadrat skor total
Untuk
menentukan valid tidaknya instrument suatu aitem adalah dengan mengkorelasikan
hasil koefisien korelasi r dengan taraf signifikasi 5 % atau taraf kepercayaan
95%.
2.
Uji
Reliabilitas
Metode
mencari reabilitas internal yaitu dengan menganalisis reabilitas alat ukur dari
suatu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut
|
[ k ] [1- ∑
Si]
k -1 St
Keterangan
:
r11 = reliabilitas instrument
k =
jumlah item
∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap butir
St = varians total
(Riduwan,2009:115)
3.
Uji
Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah sebaran data tersebut normal atau tidak. Tes normalitas
menggunakan rumus kai kuadrat (Chi Square)
yaitu:
X2
=
4.
Uji
Homogenitas
Uji homogenitas yang akan penulis
kemukakan ini ialah dengan metode barlet dan Varians tersebar dibanding varians
terkecil menggunakan tabel F.
Mencari varians terbesar dan varians
terkecil dengan rumus:
F
hitung=
(Riduwan, 2009:120)
5.
Uji
T
Uji
T digunakan untuk mencari standar gabungan (dsg), dengan rumus:
dsg
=
n1 = banyaknya
data kelompok Satu
n2 = banyaknya
data kelompok Satu
V1 = varian
data kelompok 1
V2 = varian
data kelompok 2
F. Prosedur Penelitian
Pada langkah awal kita melakukan studi
pendahuluan, dimana studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang ada di
sekolah. dalam studi pendahuluan ini meliputi studi teoritik dan studi empirik.
Selanjutnya yaitu penyusunan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian,
sebelum instrument tersebut digunakan dalam penelitian maka dilakukan uji instrument
terlebih dahulu untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut untuk digunakan dalam penelitian.
Kemudian langkah selanjutnya yaitu
mengumpulkan data, instrumen yang digunakan yaitu observasi,angket dan dokumentasi. Setelah data
terkumpul dilakukan analisis data untuk mengetahui normalitas dan homogenitas,
yang akhirnya dihasilkan temuan dan langkah akhir yaitu menyimpulkan dan
pembuatan laporan berdasarkan hasil temuan tersebut.
|
|
|
Gambar 2. Diagram
Proses
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2009. Belajar Mudah Peneliti Untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
B. Uno, Hamzah. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
B. Uno, Hamah. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hamalik, Umar.2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2006. Administrasi Kependidikan Kontemporer.
Bandung: Alfabeta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto.2012.Penelitian Tindakan
Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Yamin, Martinus. 2006.
Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada Press.
Tabel 1.1
Format Penilaian Kinerja Guru
Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Skala Nilai 1-4)
Nama Guru :
........................................................................................
Mata
Pelajaran :
........................................................................................
Pokok
Materi :
.......................................................................................
Kelas/Semester :
........................................................................................
No
|
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
|
Nilai
|
1
|
Tujuan Pembelajaran
a.
Standar Kompetensi
b.
Indikator
c.
Ranah Tujuan
d.
Sesuai dengan Kurikulum
|
|
2
|
Materi Pembelajaran
a.
Bahan belajar sesuai dengan tujuan
b.
Bahan belajar disususn secara sistematis
c.
Menggunakan bahan ajar sesuai dengan kurikulum
d.
Memberi pengayaan
|
|
3
|
Materi Pembelajaran
a.
Bahan belajar sesuai tujuan
b.
Bahan belajar disusun secara sistematis
c.
Menggunakan bahan ajar sesuai kurikulum
d.
Memberi pengayaan
|
|
4
|
Metode Pembelajaran
a.
Pemilihan Metode disesuikan denga
tujuan
b.
Pemilihan Metode disesuaikan dengan materi
c.
Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran berdasarkan metode yang
digunakan
d.
Penataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan proposisi
e.
Penetapan metode berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa
f.
Member pengayaan
|
|
5
|
Evaluasi
a.
Evaluasi mengacu pada tujuan
b.
Mencantumkan bentuk evaluasi
c.
Mencantumkan jenis evaluasi
d.
Disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia
e.
Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi
|
|
|
Nilai Total
|
|
|
Nilai rpp (R)
|
|
Cirebon, .........................
Penilaian/ Evaluator
(..............................)
NIP........................
Kriteria Penilaian :
Nilai 4 Jika semua descriptor tampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang tampak
Tabel 1.2
Format Penilaian Kinerja Guru
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Guru :
........................................................................................
Mata
Pelajaran :
........................................................................................
Pokok
Materi :
.......................................................................................
Kelas/Semester :
........................................................................................
No
|
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
|
Nilai *)
|
1
|
Kemampuan Membuka
Pelajaran
a.
Menarik Perhatian Siswa
b.
Memberikan Motivasi Awal
c.
Memberikan apersepsi (Kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang
akan disampaikan)
d.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan diberikan
e.
Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan
|
|
2
|
Sikap Guru dalam Proses
Pembelajaran
a.
Kejelasan artikulasi suara
b.
Variasi gerakan badan tidak megganggu
c.
Antusisme dalam penampilan
d.
Mobilitas posisi mengajar
|
|
3
|
Penguasaan Bahan Belajar
a.
Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
b.
Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
c.
Kejelasan dalam memberikan contoh
d.
Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar
|
|
4
|
Kegiatan Belajar Mengajar
a.
Kesesuain metode dengan bahan belajar yang disampaikan
b.
Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan/indicator yang telah
ditetapkan
c.
Memiliki keterampilan dalam menanggapai dan merespon pertanyaan siswa
d.
Ketetapan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan
|
|
5
|
Kemampuan Menggunakan
Media Pembelajaran
a.
Memperhatikan Prinsip-prinsip penggunaan media
b.
Ketetapan/kesesuaian penggunaan media dengan materi yang disampaikan
c.
Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran
d.
Membantu meningkatkan perhatian siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
|
|
6
|
Evaluasi Pembelajaran
|
|
7
|
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
a.
Meninjau kembali materi yang
telah diberikan
b.
Member kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
c.
Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
|
|
8
|
Tindak Lanjut
a.
Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
b.
Menginformasikan materi yang akan dipelajari berikutnya
c.
Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar
|
|
|
Jumlah Nilai Aspek
Nilai Penampilan (T)
|
|
*) Skala Nilai 0-4 ∑2R+3T / 5 =
Cirebon, .........................
Penilaian/ Evaluator
(..............................)
NIP........................
Kriteria Penilaian :
Nilai 4 Jika semua descriptor tampak, Nilai 3 Jika
hanya 3 deskriptor yang tampak, Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak, Nilai 0
Jika tidak ada deskriptor yang tampak.
Tabel 1.3
Format Penilaian Pelaksanaan
Membuka dan
Menutup Pembelajaran
Nama Guru :
........................................................................................
Mata
Pelajaran :
........................................................................................
Pokok
Materi :
.......................................................................................
Kelas/Semester :
........................................................................................
No
|
Aktivitas Guru
|
Nilai
|
|
|
|
|
Kegiatan Membuka
Pembelajaran
|
|
|
|
|
1
|
Memperhatikan Sikap dan tempat duduk siswa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2
|
Memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk
belajar
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4
|
Melakukan Apersepsi (Mengaitkan materi yang
disajikan dengan materi yang telah dipelajari sehingga terjadi kesinambungan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Kejelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti
pelajaran dilakukan semenarik mungkin
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Kegiatan Menutup
Pembelajaran
|
|
|
|
|
6
|
Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat
|
1
|
2
|
3
|
4
|
7
|
Kemampuan menggunakan kata-kata yang membesarkan
hati siswa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
8
|
Kemampuan memberikan evaluasi lisan maupun tulisan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
9
|
Kemampuan memberikan tugas yang sifatnya memberikan
pengayaan, dan pendalaman
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Komentar/ Saran
............................................................................................................................................................
|
|
|
|
|
|
Total Nilai
|
|
|
|
|
Cirebon, .........................
Penilaian/ Evaluator
(..............................)
NIP........................
Kriteria Penilaian :
Nilai 4 Jika semua descriptor tampak, Nilai 3 Jika
hanya 3 deskriptor yang tampak, Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak,
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak, Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor
yang tampak.